Knowledge Management in Value Creation Networks Establishing a New Business Model through the Role of a Knowledge-Intermediary
Krenz, P.a; Basmer, S. a;
Buxbaum-Conradi, S. a; Redlich, T. a; Wulfsberg, J.-P. a
aHelmut-Schmidt-Universität,
Holstenhofweg 85, 22043 Hamburg, Germany
Distribusi
spasial dan perkembangan secara rinci dari rantai nilai dalam jaringan
manufaktur meningkatkan kompleksitas proses penciptaan nilai antar-organisasi
dan menimbulkan tantangan baru untuk koordinasinya dan pengembangan inovasi
umum. "Pengetahuan" adalah sumber daya penting untuk mengatasi
kompleksitas ini. Namun, dalam konteks konflik antar-organisasi antara tujuan
manajemen pengetahuan dan tujuan manajemen umum dapat timbul.
Tulisan ini menggambarkan
peran seorang perantara pengetahuan, yang merupakan fungsi pendukung di dalam
jaringan penciptaan nilai. Perantara mendukung struktur penciptaan nilai,
proses dan artefak, yang menjamin simbiosis yang tepat antara tujuan manajemen
pengetahuan dan tujuan manajemen umum.
Manajemen pengetahuan harus dipertimbangkan dengan
latar belakang perubahan paradigma penciptaan nilai -dari perusahaan
tradisional di era industri kolaborasi di jaringan global- berfokus pada fungsi
integratifnya. KM pada
jaringan penciptaan nilai perlu mengatur alur pengetahuan dengan cara yang
menjamin kelangsungan hidup serta adaptasi dari VCN. Oleh karena itu, desain
penciptaan nilai artefak, struktur sistem dan proses terkait yang saling
ketergantungan harus diperhitungkan. Mengikuti seperti pendekatan sistemik
integratif, seseorang harus menganalisis tujuan GM dan KM.
Adanya teori dan model yang sesuai KM tidak
menyadari pandangan holistik yang disajikan dan KM dalam manajemen jaringan
secara keseluruhan. Berbeda dengan pemahaman lain dari peran seorang perantara,
pemahaman perantara pengetahuan yang disajikan berbeda. Berbeda dengan broker
pengetahuan, tugas utama dari perantara pengetahuan bukanlah untuk mendukung
realisasi tugas pengetahuan. Dia tidak mentransfer pengetahuan antara pelaku yang
berbeda dari jaringan atau mengidentifikasi sumber-sumber pengetahuan dalam
jaringan.
Sebaliknya perantara mendesain struktur penciptaan nilai, proses dan
artefak yang bekerjasama dengan pelaku jaringan. Tujuan yang relevan adalah
untuk memastikan simbiosis antara tugas-tugas dari manajemen pengetahuan dan
tugas dari manajemen umum. Kesimpulannya, manajemen pengetahuan tidak hanya
merupakan sebuah add-on pada kegiatan manajemen dalam sebuah jaringan jaringan,
melainkan didasarkan pada struktur penciptaan nilai, proses dan artefak. Perspektif
holistik memastikan itu melekat dalam manajemen jaringan secara keseluruhan.
Ibni Ikhsan R.
1306370266
0 komentar:
Posting Komentar